Dituduh Gembel Palsu, Gelandangan yang Ditemui Risma Bantah Kader PDIP

Dituduh Gembel Palsu, Gelandangan yang Ditemui Risma Bantah Kader PDIP

Bewara, JAKARTA – Photo /Potret gelandangan yang ditemui Mensos (Mentri Sosial) Tri Rismaharini atau yang biasa disapa Risma saat blusukan di DKI Jakarta viral di media sosial.


Netizen mencari identitas gelandangan tersebut. Salah satu gelandangan yang ditemui Risma disebut-sebut sebagai kader PDIP dan bekerja sebagai pedagang.

Pemilik akun Facebook bernama Adhe Idol mengunggah foto dua orang berambut putih dan bertopi yang diduga penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) tengah makan bersama.

Dua orang yang ditemui Mensos Risma saat blusukan di DKI Jakarta pada Senin (4/1/2021)  itu tampak sedang menikmati hidangan di warung makan.

Adhe menyatakan, pria gondrong rambut putih itu adalah “orang PDIP”, dan berjualan poster Presiden RI pertama Soekarno serta es kelapa.

“Kalau yang menghadap ke depan atau yang rambutnya putih atau ubanan kayak kenal itu, tukang jualan poster Soekarno, memang dia orang PDIP. Lokasi jualannya Jalan Minangkabau Manggarai, selain itu dia juga jualan kelapa muda. Terciduk juga,” kata Adhe Idol.



Postingan Adhe Idol pun viral. Foto dua orang yang diduga gelandangan tersebut tak hanya menyebar di Facebook, tapi juga di media sosial Twitter.

“Dulu Ratna Sarumpaet dijerat pasal penyebaran berita bohong & divonis 2th bui karena buat drama penganiayaan,” tulis akun @ekowboy2.

“Bu Mensos syuting drama gembel palsu apakah bisa dijerat dg pasal yang sama!! Ayo naikan hesteknya Bisep kekar #RismaRatuDrama,” katanya.

Pria gondrong berambut putih yang ditemui Risma mengaku bernama Nur Saman (69).



Ia mengaku yang sudah 20 tahun menjadi gelandangan.

Ia mengakui kerap mencari sampah plastik hingga ke kawasan Setiabudi, Sudirman, dan Thamrin.

“Saya emang kan suka nyari-nyari kardus, nyari botol air,” ujar Nur Saman di lokasi, dikutip dari suara.com, Rabu (6/1/2021).

Nur Saman membantah dirinya bekerja di toko poster Soekarno dan termasuk kader PDIP.

Ia menyatakan selama ini suka tidur di sekitaran Jalan Minangkabau dengan terpal dan kardus miliknya.

“Kalau tidur ya di sini, pos-pos sini, gelar plastik (terpal),” tuturnya.



Kesehariannya, selain memulung sampah plastik dan kardus bersama temannya, Saman bekerja serabutan membantu toko es kelapa.

Namun ia tak menjadi pemilik warung atau pramusaji, melainkan hanya membersihkan sampah kelapa yang dipotong.

“Kalau yang (es) kelapa nggak, paling bantuin sampahnya aja, masukin karung, terus rotannya ke samping,” ucap Saman.

Tak hanya itu, ia juga suka membantu di bengkel tambal ban. Sebab, pegawai bengkel yang bernama soleh disebutnya suka bepergian mereparasi bangku.

“Entar saya dikasih upah sama dia, kadang-kadang makan, duit Rp 10.000 gitu. Kalau bisa dapat tiga motor, itu saya satu motor, Rp 15 ribu buat saya, yang Rp 30.000 buat si ibu (pemilik bengkel),” katanya.

Saman mengatakan, sejak kecil tinggal di kawasan Tanah Abang dan menggelandang bersama keluarganya. Ia memiliki mantan istri yang sekarang sakit-sakitan tinggal di Cibinong, Bogor.

“Kalau ada uang Rp 200.000 gitu, saya ke Cibinong beli obat. Sekarang dia (mantan istrinya) sakit parah, gak bisa jalan. Kalau sudah 2-3 hari saya balik lagi ke sini,” kata dia memungkasi.
 



 Sumber : pojoksatu.co.id

Baca Juga

Related Posts

Post a Comment

أحدث أقدم