Kehilangan indra penciuman atau anosmia menjadi salah satu gejala yang sering dikeluhkan pasien positif virus corona (Covid-19).
Kondisi ini pun diakui secara resmi oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada bulan April sebagai salah satu efek samping dari infeksi virus corona.
Bahkan dalam laporannya tak sedikit pasien Covid-19 yang kehilangan indera penciuman dalam waktu yang lama, pun begitu setelah dinyatakan sembuh sekali pun.
Disisi lain, nyatanya kehilangan indra penciuman juga bisa dialami mereka yang terkena flu atau pilek biasa.
Alhasil tak sedikit orang yang bingung saat tiba-tiba indra penciumannya menghilang.
Melihat masalah ini, lantas bagaimana membedakan kehilangan indra penciuman akibat virus corona dan pilek?
Dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan (THT) Rumah Sakit RS Columbia Asia (RSCA) Prof Dr dr Delfitri Munir, Sp.T.H.T.K.L(K) menjelaskan perbedaan keduanya.
Ia menyebutkan, rongga hidung menjadi tempat masuk paling favorit bagi virus corona.
Sebab, penularan virus ini melalui percikan (droplet) dan airbone.
“Di hidung ini, aliran udara lebih dari 75 % terarah ke atap hidung. Di sana ada ujung-ujung saraf penciuman atau saraf penghidu,” Kata Delfitri dilansir dari Kompas.com, Selasa (1/12/2020).
Baca Juga: Hari Libur Akhir Tahun Resmi Dikurangi Pemerintah, Waspadai Klaster Covid-19 Restoran
“Karena atap hidung kita ini melengkung, maka partikel-partikel yang terbawa akan terbentur dan menyangku di sana,” lanjutnya.
Kondisi ini yang membuat saraf penciuman terkena virus corona.
70 % pasien Covid-19 menunjukan gejala awal kehilangan kemampuan indra penciuman, walau tanpa demam, batuk, sesak napas.gulalives.co
70 % pasien Covid-19 menunjukan gejala awal kehilangan kemampuan indra penciuman, walau tanpa demam, batuk, sesak napas.
Karena sifat virus merusak sel, membuat peradangan, hal ini membuat saraf penciuman terganggu dan berakibat hilangnya indra penciuman.
“Ini bisa temporer dan bisa juga permanen. Kalau sarafnya sudah mati, enggak bisa sembuh lagi,” jelas dia.
Sementara itu, hilangnya indra penciuman akibat pilek atau influenza disebabkan oleh peradangan pada selaput lendir di seluruh hidung.
Hal tersebut membuat hidung mampet dan tak bisa menghirup udara.
“Karena radang, maka udara yang kita hirup tidak sampai ke atap rongga hidung tempat saraf itu, jadi dia nutup,” kata dia.
“Jadi partikel-partikel udara yang membawa bau itu tak bisa masuk, karena tertutup lubang hidung. Kalau mampetnya hilang, ya bisa mencium lagi karena sarafnya tidak terganggu,” lanjutnya.
Kondisi saraf dalam hidung inilah yang membedakan hilangnya indra penciuman akibat virus corona dan pilek.
Artinya, seorang pasien Covid-19 akan mengalami kehilangan indra penciuman, tetapi masih bisa menghirup udara dengan normal.
Sementara, kehilangan indra penciuman yang dialami oleh penderita pilek atau influenza biasanya disertai dengan gangguan dalam menghirup udara.
Pada awal November lalu, seperti diberitakan Kompas.com, peneliti Eropa menemukan bahwa ada perbedaan antara kehilangan indra penciuman pada pasien yang terinfeksi virus corona, dengan seseorang yang mengidap flu atau pilek parah.
Para peneliti menyebutkan, pada pasien virus corona, kehilangan indra penciuman cenderung terjadi secara tiba-tiba dan parah.
Baca Juga Bukan dari Wuhan, Ilmuwan China Sebut Virus Corona Berasal dari Sumber Air di India, Benarkah?
Selain itu, hidung mereka juga biasanya tidak tersumbat, atau berair. Kebanyakan pasien yang terinfeksi virus corona masih bisa bernapas dengan lega.
Pasien Covid-19 yang mengalami anosmia kurang bisa mengenali bau, dan mereka sama sekali tidak bisa membedakan rasa pahit atau manis.
Posting Komentar